Kebudayaan Lokal sebagai Identitas Negara



Seni budaya daerah merupakan bagian dari puncak kebudayaaan. Kebudayaan nasional sangat ditentukan oleh keberadaan dan keanekaragaman budaya daerah yang tumbuh subur dan tersebar di suatu negara. Eksistensi kesenian asli daerah khususnya Reog Ponorogo dalam menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan kemasyarakatan perlu menyesuaikan aktivitas dan kretifitasnya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi lestarinya di masa yang mendatang.
            Kesenian Reog Ponorogo sebagai budaya bangsa Indonesia telah menjadi kebanggan nasional hingga internasional. Kesenian Reog Ponorogo juga efektif sebagai media komunikatif yang menyajikan tontonan dengan memberikan tuntunan kepada masyarakat. Selain itu kesenian Reog Ponorogo juga memberikan hiburan kepada masyarakat dengan keindahan tarian, keanggunan busana, dan properti serta nilai-nilai estetika yang dimilikinya. Dewasa ini kesenian Reog Ponorogo sudah berkembang di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan IPTEK yang semakin canggih, rasa tanggung jawab generasi muda terhadap pelestarian budaya kian pudar. Banyak masyarakat khususnya anak muda sudah tidak peduli lagi dengan kebudayaannya. Hal ini disebabkan gencarnya media elektronik yang menayangkan kebudayaan orang luar negeri. Hal ini mampu mengubah bahkan merusak pola pikir generasi muda yang cenderung melupakan kebudayaannya sendiri dan beralih ke budaya luar.
            Faktanya saat ini kebudayaan yang menjadi identitas negara Indonesia dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Fakta ini diperparah dengan diakuinya budaya indonesia sebagai budaya negara lain. Sudah tidak asing kita pernah mendengar bahwa lagu daerah yang berasal dari Maluku “Rasa Sayang-sayange” dan Reog Ponorogo diakui buadayanya oleh negara Malaysia.
            Faktor lainnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya lokal. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus tetap dijaga. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk, asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.
            Tugas utama kita yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, menjaga, melestarikan serta mewariskan budaya lokal kepada generasi muda. Di Indonesia banyak sekolah yang mencetak seniman dan seniwati yang mahir dalam bidang seni tari, musik, rupa, dan teater. Dengan adanya seniman yang kreatif dan mampu mengenalkan kenaekaragaman kebudayaan lokal melalui seni pertunjukan dan pameran akan menarik masyarakat mulai dari rasa kekaguman hingga berlatih untuk mempelajarinya.
            Selain itu sanggar-sanggar tari juga berperan aktif dalam mewariskan budaya lokal kepada generasi penerus kita. Bagi orang tua hendaknya mulai mengenalkan betapa pentingnya kebudayaan lokal dimata dunia kepada buah hati mereka. Sebagai orang tua kita harup mensupport buah hati kita untuk terus berkarya dan mengembangkan kreatifitas serta bakatnya.
            Selagi kita sebagai warga negara Indonesia, mengapa kita hanya berdiam diri saat budaya asli kita berada dalam zona aman? Dan mengapa kita berkoar-koar ketika budaya kita diambil orang lain? Dimanakah kita? Seharusnya kita sadar ini semua bukan 100% kesalahan negara lain. Justru pertanyaan mengarah pada kesalahan kita sebagai warga negara Indonesia yang tak pernah peduli dan melestarikan kebudayaan kita. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama melestarikan budaya lokal kita agar tidak diakui kebudayaan negara lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN Microsoft Excel 2003 Dengan Microsoft Excel 2007

kekurangan dan kelebihan demokrasi modern

kerajaan demak bintoro